Main » 2009»October»29 » EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA = PELAJARAN AGAMA
6:08 AM
EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA = PELAJARAN AGAMA
EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA
A.Tujuan Penciptaan Manusia
“Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan
supaya mereka mengabdi kepadaku” (Q.S. Adz-Dzariyaat : 56)
Ayat
diatas tersebut merupakan dalil yang berkenaan tentang keberadaan manusia di dunia.
Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Bentuk pengabdiannya tersebut
berupa pengakuan atas keberadaan Allah SWT, melaksanakan perintahNya serta
menjauhi laranganNya. Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah adalah dengan
mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam. Rukun Iman terdiri dari enam perkara,
yakni percaya kepada Allah SWT, Malaikat, Nabi-nabi Allah, Kitab-kitab Allah,
percaya kepada Hari Kiamat dan percaya terhadap Takdir (Qadha dan Qadar) Allah
SWT. Sebagai wujud keimanan terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan bahwa
manusia tidak cukup hanya meyakini didalam hati dan diucapkan oleh mulut,
tetapi manusia harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai
bagian dari mengabdi kepada Allah SWT adalah menunaikan Rukun Islam, yaitu mengucapkan
dua kalimat syahadat sebagai karcis masuk Islam, melakukan shalat, membayar
zakat, melakukan puasa serta menunaikan ibadah haji. Dengan demikian dapat
disimpulkan keberadaan manusia diciptakan Allah untuk menjadi manusia yang
Islami (Islam yang benar). Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti,
memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang telah dilarangNya, dengan
kata lain secara konsisten melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam.
Eksistensi
manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT terhadap
hamba-hambaNya, bahwa dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga
kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam konteks
hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan
ciptaanNya untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan
dalam konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah
untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap
sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan hidup manusia
dengan manusia lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang artinya
:
“Dan
tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam”
Ayat
ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah SWT dan berada didunia ini
adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah karunia,
kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmah adalah manusia
diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan kasih saying kepada alam
semesta.
2.Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia
Tujuan khusus adanya manusia di
dunia adalah sukses di dunia dan di akhirat dengan cara melaksanakan amal
shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia sebagai individu. Allah
berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 97 yang artinya : “Barang siapa mengerjakan
amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya Allah SWT akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
diberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dengan apa yang
telah mereka kerjakan”.
3.Tujuan Individu Dalam Keluarga
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia
merupakan makhluk sosial yang mempunyai ifat hidup berkelompok dan saling
membutuhkan satu sama lain.. Hampir semua manusia, pada awalnya merupkan bgian
dari anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. dalam Ilmu komunukasi dan
sosiologi kelurga merupakan bagian dari klasifikasi kelompak sosial dan
termasuk dalam small group atau kelompok terkecil di karnakan paling
sedikit anggotanya terdiri dari dua orang. Nanun
keberadaan keluraga penting karena merupakan bentuk khusus dalm kerangka sistem
sosial secara keseluruhan. Small group seolah-olah merupakan miniatur
masyarakat yang juga memiliki pembagian kerja, kodo etik pemerintahan,
prestige, ideologi dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan tujuan individu daln
keluarga adalah agar individu tersebut menemukan ketentraman, kebahagian dan
membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Manusia diciptakan
berpasang-pasangan. Oleh sebab utu, sudah wajar manusia baik laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga. Tujuan manusia berkelurga menurut Q.S. Al-Ruum
ayat 21 yang artinya:
"Dandiantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa
tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaaum yang mau berfikir."
Tujuan hidup
berkeluarga dari setiap manusia adalh supaya tentram. Untuk menjadi keluarga
yang tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam
kelurga harus dibangun rasa kasih sayang satu sama lain.
4.Tujuan Individu Dalam Masyarakat
Setelah hidup berkeluarga, maka
manusia mempunyai kebutuhan untuk bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat
adalah keberkahan dalam hidup yang melimpah. Kecukupan kebutuhan hidup ini
menyangkut kebutuhan fisik seperti perumahan, makan, pakaian, kebutuhan sosial
(bertetangga), kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dapat mudah diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila
masyarakat tidak beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan
jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat ingin
hidup damai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota
masyarakat untuk memelihara iman dan takwa. Allah berfirman :
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS Al-Araaf :
96)
Pada dasarnya
manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
a.Keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain di sekelilingnyayaitu
masyarakat
b.Keinginan untuk menjadi satu dengan
suasan alam di sekelilingnya
Istilah
masyarakat dalam Ilmu sosiologi adalah kumpulan individu yang bertempat tinggal
di suatu wilayah dengan batas-batastertntu, dimana factor utamayang menjadi dasarnya adalh interaksi yang
lebih besardiantara anggot-anggotanya .
5.Tujuan Individu Dalam Bernegara
Sebagai makhluk hidup yang selalu
ingin berkembang menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka manusia
harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih dari itu
manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas
lagi yakni dalam kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam
bernegara adalah menjadi warganegara yang baik di dalam lingkungan negara yang
baik yaitu negara yang aman, nyaman serta makmur.
6.Tujuan Individu Dalam Pergaulan Internasional
Setelah
kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional / dunia
luar. Dengan era globalisasi kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis,
maka kita harus bersaing dengan ketat untuk menemukan jati diri serta
pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu dalam pergaulan internasional
adalah menjadi individu yang saling membantu dalam kebaikan dan individu yang
dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar tidak
kalah dan tersesat dalam percaturan dunia.
B.Fungsi dan Peran Manusia
Allah
SWT berfirman bahwa fungsi dan peran manusia adalah sebagai khalifah atau
pemimpin di muka bumi. Allah berfirman dalam Q.S. 2 : 30 yang artinya :
“Ingatlah
ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya aku hendak
menjadikanmu sebagai khalifah di muka bumi”, mereka berkata : “Mengapa engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
engkau dan mensucikan engkau?”. Allah berfirman : “Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.
Dalam
kamus Bahasa Indonesia, khalifah berarti pimpinan umat. Menjadi pemimpin adalah
fitrah setiap manusia. Namun karena satu dan lain hal, fitrah ini tersembunyi,
tercemar bahkan mungkin telah lama hilang. Akibatnya, banyak orang yang merasa
dirinya bukan pemimpin. Mereka telah lama menyerahkan kendali hidupnya pada
orang lain dan lingkungan sekitarnya. Mereka perlu “dibangunkan” dan disadarkan
akan besarnya potensi yang mereka miliki.
Kepemimpinan
adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita
pertanggungjawabkan. Karena itu siapa pun anda, di mana pun anda berada, anda
adalah seorang pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah
mengenai diri sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari-hari.
Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada orang
tua, tidak berbohong, mengunjungi kawan yang sakit, bersilahturahmi dengan
tetangga, mendengar keluh kesah sahabat, dan sebagainya.
Kepemimpinan
(Leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader)
untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya),
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh
pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan
dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Sebagai kedudukan, kepemimpinan
merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat
dimiliki oleh seseorang atau suatu badan. Sebagai suatu proses sosial,
kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu
badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Allah
SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 yang artinya :
“Sesungguhnya
Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan
menyuruh kamu apabila menetapkan suatu hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Hai orang-orang yang beriman taatlah Allah dan RasulNya, dan orang-orang yang
memegang kekuasaan diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu maka kembalilah kepada Al-Qur’an dan Hadits. Jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih
baik akibatnya bagimu”.
Di
dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 tersebut dijelaskan kriteria pemerintahan
(kepemimpinan) yang baik, yaitu :
a.Pemerintah yang
pemimpinnya menyampaikan amanat kepada yang berhak dan berlaku adil.
b.Musyawarah pada
setiap persoalan dan apabila terjadi perselisihan maka hendaklah kembali kepada
sumber hukum Islam.
c.Pemerintahan
yang memiliki sifat kooperatif antara rakyat dan pemerintah, rakyat harus patuh
dan taat pada peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini baik dan
benar dan pemerintah harus benar-benar menjalankan pemerintahan untuk
kepentingan rakyat.
Setiap orang
sebenarnya pemimpin. Setiap orang dapt mengatur dirinya sendiri. Sayangnya,
banyak yang tidak sadar akan kemampuannya tersebut. Maka untuk menjadi sadar ada
tiga hal yang perlu dilakukan agar kita semua sadar akan kemampuan kita sebagai
pemimpin, yaitu :
a. Memahami diri sendiri (Self
Understanding)
Proses ini kita
harus memahami dan mengenal diri kita. Untuk menjadi pemimpin kita harus sadar
siapakah kita sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Siapa yang mengenal dirinya maka akan
mengenal Tuhannya"
tanpa
mengenali diri kita dengan benar ,maka sulit untuk menemukan makna kehidupan
hidup adalah sebuah perjalanan melingkar, kita harus tahu siapa kita dan
bagaimana kita seharusnya?
b. Kesadaran diri (Self Awareness)
Kesadran diri
berarti sadar akan perasaan kita . Untuk menjadi pemompim kita harus melek
emosi dan kita harus mampu mengenali dan mengindentifikasi-kan perasaan apapun
yang sedang kita rasakan.
c. Pengendaalian diri (self Control)
Pengendalian
diri berarti sadar sepenuhnya akan apa yang akak kita lakukan Ini adalh hasil
dari kecerdasan emosi yang tinggi. Pengendalian diri baru dapat terlihat ketika
situsi yang sulit dan melibatkan emosi, sebagai pemimpin kita harus bisa
mengendalikannya. Pemimpin yang mampu mengendalikan diri tidak akan tergoda
untuk melakukandan memgambil sesuatu
yang bukan haknya. Pengendalian duru juga ditunjukkan oleh keberanian seseorang
untuk membuat komotmen dan melaksanakan komitmen tersebut.
C. Keunggulan dan potensi manusia
Potensi
diri adalah kekuatan dari individu yang masih terpendam di dalam, yang dapat di
wujudkan menjadi suatu kekuatan nyata dalam kehidupan manusia. Apabila
pengrtian potensi diri dikaitkan dengan penciptaan manusias oleh Allah SWT,
maka potensi diri manusia adalah: kekutan manusia yang di berikan oleh Alah SWT
sejak dalm kandungan ibunya sampai akhir hayatnya yang masih terpendam dalam
dirinya , menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam
kehidupan diri manusia di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah SWT untuk mengabdi kepadanya.
Potensi
diri manusia terdiri dari potensi fisikyaitu tubuh manusia sebagai sebuah sistem yang paling sempurna bila
dibandingkan dengan makhlik Allah lainnya seperti: binatang, jin, malaikat.
Sedangkan potensi non fisik adalah hati, ruh, indera dan akal pikiran.
Potensi apapun yang dimiliki manusia masing-masing memiliki fungsi dan
perannya, oleh karenanya harus dimanfaatkan dngan sebaik-baiknya agar dapat
berguna bagi diri dan lingkungannya.
Secara
umum manisia yang dilahirkan normal kedunia ini telah dilengkapi dengan otak.
Para ahli Psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar
biasa. Tugas otak selain mengendalikan aktifitas fisik bagian bagian didalam
tubuh seperti ; paru-paru , jantung dan sebagainya. Juga berfungsi sebagai
untuk menghafal. Kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika seperti : berhitunh,
menganalisa, bahasa. Aktivitas imajinasi, intuisi kreativitas, inovasi dan
sebagainya. Tugas otak melahirkan kegiatan berfikir yang pada gilirannya dapat
menghasilkan karya nyata. Jadi otak adalah sumber kekuatan manusia untuk
menghasilkan karya melalui proses berfikir.
Bagaimana merealisasikan harapan-harapan agar menjadi kenyataan. Ada beberapa proses sebagai berikut:
a.Gunakan potensi yang kita miliki, yaitu
kita mengerahkan kemampuan-kemampuan yang bisa diandalkan dan memang kita
memilikinya dan menguasainya.
b.Persaan takut gagal. Perasaan itu pasti
ada, namun kita harus yakin pada diri kita sendiri bahwa kita mampu untuk
melakukannya, perasaan tersebut harus kita buang jauh-jauh dan kita yakin
prosentase keberhasilan kita adalah 50:50. walaupun gagal . tetapi pada
dasarnya kita tidak rugi karena kita telah melakukan dan mencoba yang terbaik
daripada todak sama sekali.
c.Melawan kemungkinan-kemungkinan. Hindri
diri kita dari fikiran-fikiran negativedan cobalah selalu positif thinking dalam menghadapi Sesutu karena itu
adalah salah satu motivasi buat kita sendiri.
d.Sikap hidup biasa-biasa saja. Sikap ini
bukianlh sikap yang baik, kalu kita hanya mengandalkan dan pasrah dengan
kehidupan apa adanya, kita harus bersaing dan menjadi yang lebuh baik dari yang
terbaik.
e.Kurang antusias. Kalau kita tidak
memiliki antusias dan obsesi dalam hidup bagaimana kita kita bisa maju dan
berkembang mebgembangkan sayap kehidupan dan merealisasikan
keinginan-keinginan.
f.Menolak perubahan.Perubahan harus selallu
dillakukan kalau kita ingin menjadi yang lebih baik.. Karena Allah SWT
berfirman : “Sesungguhnya aku tidak akan merubah suaru kaum sebelum mereka
merubah keadaan mereka sendiri .”